Tuk Ratri.....
Tolong katakan sejujurnya apakah kau mencintai Pak Andi?
Kalau memang iya, semua teman-temanmu akan membencimu, termasuk aku.
Lebih baik kita putus hubungan, daripada menyaksikan sebuah pemandangan yang menyakitkan.
Pak Andi bukan milik kamu seorang, tetapi ia milik semua orang, bahkan dicintai semua muridnya.
Kau tak berhak mencintainya.
Dari Andin
|
credit |
Surat bersampul biru itu kutemukan dalam tasku. Aku tak tahu siapa yang menaruhnya. Aneh. Mengapa masih ada yang usil, yang membenciku bahkan memfitnahku. Lalu apa salahku. Sungguh penggalan kalimat dalam surat itu membuat mataku terbelalak. Tega sekali Andin berkata seperti itu. Aku tak tahu mengapa menganggap kedekatanku dengan pak Andi sebagai hubungan yang terlarang.
Cinta.......lagi-lagi rangkaian huruf itu yang membuatku terpojok. Atas dasar apa ia menilai kedekatanku sebagai sebuah jalinan cinta. Ah.......anak SD sepertiku, sudahkah mengenal cinta. Padahal, sama sekali aku tak pernah mempedulikannya.
Kuakui Pak Andi memang guru idola di sekolahku. Namun bukan lantas aku ingin mencintainya. Apa untungnya diriku merebut cinta pak Andi. Lagi pula pria mapan macam Pak Andi pastinya tak pernah memperhitungkan diriku yang belum memasuki masa puber untuk didekatinya. Uhh....mengapa Andin menuduhku seperti itu? Atau jangan-jangan cinta monyet telah bersemayam di hatinya?
********************
Terus terang semenjak beredar surat bersampul biru itu, hatiku jadi bimbang. Aku tak tahu apa sejatinya cinta. Apakah pantas anak yang masih menapaki bangku SD mulai mengenal cinta? Apalagi cinta yang dibisikkan tertuju pada gurunya sendiri. Oh.....rasanya tak mungkin. Tapi aneh, mengapa Andin, bahkan yang lainnya, telah mendakwaku seperti itu. Ataukah memang Pak Andi menyukaiku? Ah.....mengapa aku terjerat dalam sebuah kebimbangan. Tuhan, tolong lepaskan aku dari jeratan yang membelengguku ini. Agar tak ada keraguan yang hadir. Agar semua orang tak mendakwaku seperti ini.
***************
Apa salahku hingga semua temanku menjauhiku? Apakah hanya karena surat bersampul biru yang tanpa bukti itu? Lantas kemanakah aku harus membuktikannya? Hehhh......aku harus mengerahkan seluruh tenagaku untuk mengumpulkan energi keberanianku. Ya....aku harus menghadap Pak Andi agar teka-teki ini lekas terjawab. Terus terang aku tak mau menjadi patung yang seolah diam dan membisu, aku juga tak ingin semua temanku menjauhiku. Bahkan aku juga ingin tahu reaksi Pak Andi setelah membaca surat bersampul biru itu.
***********
Hmmm....Pak Andi diam, tak satupun kata terucap dari mulutnya. Pandangan matanya menghunjam, terus mengamati rangkaian kata yang telah tersusun itu. Tapi aku tak tahu, apa yang ia pikirkan. Ah......biarlah peduli amat dengan tuduhan yang tak terbukti itu. Aku juga tak pernah melihat sebuah sinyal tentang itu. Apa yang harus diributkan?
Biarlah hembusan angin itu menyapu bersih semuanya. Agar aku tak selamanya menjadi pesakitan. Senyatanya akupun terusik dengan tuduhan seperti itu. Bahkan, nyalikupun hampir terlempar mengikuti aliran arus itu. Andai Pak Andi memberikan sinyal itu kepadaku, apakah kutolak? Tapi sudahlah, tak mungkin semua itu terjadi...........
**********
Jangan pedulikan omongan temanmu.
Anggaplah semua itu seperti kicauan burung di pagi hari, yang hanya menjadi penghias suasana.
Jadikan itu sebagai cambuk untuk dirimu.
Buktikan bahwa dirimu tidak seperti yang mereka kira.
Biarlah mereka me"reka-reka", biarlah mereka menuduh
Yang pasti dirimu harus menjadi yang terbaik diantara mereka
Teruslah berjuang, gapailah mimpimu
Karena jalanmu masih teramat panjang
Dan bukan hanya untuk mengurai sebuah prasangka
Mataku terbelalak manakala lembaran kosong itu kini telah penuh oleh goresan tinta hitam. Dari gaya tulisannya aku jadi tahu bahwa Pak Andilah yang membuat kertas itu penuh makna. Rangkaian demi rangkaian yang tersemat disitu membuatku makin mengerti, bahwa senyatanya aku tak boleh mengumbar cinta,. Tapi entahlah, atas dasar apa Andin dan teman-temannya membuatku jadi pesakitan seperti saat ini? Ataukah mereka memang iri dengan kedekatan kami yang sudah terjalin lama? Aku tak pernah menorehkan syair cinta, yang kutahu Pak Andi adalah inspirator terbaikku. Andai mereka menuduhku seperti itu, akupun tak tahu..............
*****************